Senin, 13 Agustus 2012

.. By Idy

apakah kamu akan membiarkan orang lain bahagia atas apa yang sebelumnya telah kamu punya lebih dahulu ? apakah kamu akan membiarkan diri sndri menutupi langkah utk mengubahnya jadi lebih baik ? apakah kamu juga akan diam atau ragu saat seseorang mengulurkan tangan mmbantumu ? atau bahkan kamu tidak akan menoleh pada panggilan hati utk tersenyum pada saat orang lain sll mengingat mu.. bukan hanya pada kesalahanmu.. tapi smw kata" mu yg mngkin tnpa sengaja mampu.. dan sll mampu menjadi motivasi dlm hdup nya.. maka.. berbahagialah .. jika memang seperti itu.. karena mereka trlalu peduli padamu..
»»  READMORE...

Jumat, 20 Juli 2012

Keinginanku

Aku ingin menceritakan pengalamanku. Sejak 10 Juli 2012 aku berada di Bandung. Ketika hari Jumat, aku mengantar ibu dan adik2ku untuk pulang ke Palembang. Jadwal keberangkatan bis pun diundur sampe jam 1. Mungkin Allah menginginkanku untuk lebih lama lagi bertemu dg ibuku. Lantas aku pun terurai airmata tatkala bis mulai beranjak pergi.. Oh, betapa aku mencintai ibuku... Apalagi ketika itu aku sedang meriang tidak enak badan gara2 kedinginan... Selepas itu aku pun ke kampus untuk registrasi sampe sore sekitar jam 4 lewat baru selesai. Dan baru kusadari kalau aku ternyata belum makan siang... Malamnya aku tdk bs tidur dan setelah minum paracematol maka keesokan harinya aku merasa lebih segar dan sehat. Aku butuh istirahat seharian ini, pikirku. Ada adek dr muara enim yang mengajakku pergi ke Pasar Baru hari itu, tapi karna aku ingin istirahat maka kutolak. Keesokannya barulah kami bertiga ke Lapangan Gasibu, sekedar berjalan dan melihat-lihat barang. Senin aku ke ITB melihat acara IMMS FSLDK, tapi ternyata tidak se-WAH iklan dan pamfletny,, Dan seterusnya sampe hari kamis aku pun pergi keluar untuk menghilangkan suntuk. Ternyata prakuliah itu hanyalah sehari tgl 23 juli itulah,, sebenernya aku bs pulang tgl 24 tapi aku merasa ingin memperbaiki Ramadhan tahun lalu yang menurutku sempat kacau gara2 kesibukanku ketika PPG. Padahal hasilny idaklah bermanfaat untuk aku. Males sih sebenernya,,, Dan karena itulah, aku ingin mengisi kalbuku, mempertebal imanku, memperbaiki akhlakku selama Ramadhan di sini. Aku sudah sholat di Masjid Daarut Tauhid sejak hari selasa menjelang Ramadhan. Adem terasa hati.. Mungkin inilah yang kucari. Sudah lama aku tidak merasakan tausyiah yang dapat menentramkan hatiku,, Inilah yang kurindukan, berkumpul dg para jamaah masjid, membaca Al Quran bersama. Inilah yang kurindukan,,, Aku ingin sekali mengunjungi panti asuhan dan berbuka puasa bersama. Tapi aku blm tau dimana dan dengan siapa aku bs kesana karena aku blm byk tau informasi mengenai kegiatan Ramadhan di kota Bandung ini,,, Dan sudah kukuatkan tekadku, biarlah Ramadhan kali ini aku jauh dr orang tua, toh aku juga sejak th 2008-2011 sudah berpuasa bukan di rumah, yakni di asrama ketika kuliah dan di Palembang ketika PPG. Biarlah aku jauh dari orang tuaku, karena aku berniat untuk menemukan ketenangan di sini. Mungkin di rumah tidak akan bs aku memanjangkan bacaan Al Quranku karena tugas rumah telah menanti untuk dikerjakan... Barakallah,, Semoga Ramadhan tahun ini kita dapat menuai pahala dan rahmat dr ALLAH SWT,,, Aaaaaamiiiiiin Yaa Rabb,, 21Juli2012, 10.52
»»  READMORE...

Cerita Pertama

Sungguh merasakan dingin yang luar biasa tatkala hujan deras mengguyur perjalananku. Aku pun menggigil, basah kuyup. Intan sudah pergi. Aku sudah berusaha mengejar bis yang ia tumpangi. Namun hujan yang deras ini menenggelamkan suaraku yang berteriak memanggilnya. Kini sahabatku sudah pergi meninggalkanku ke kota untuk melanjutkan SMA di sana. Kami sudah berteman sejak aku diajak bapakku pindah ke desa ini. Ketika ibu meninggal ketika umurku 4 tahun, bapak mengajakku ikut program pemerintah, yakni transmigrasi. Dan sejak perkenalan pertamaku dengan Intan maka sudah kuputuskan bahwa ia adalah teman sekaligus sahabat bagiku. Betapa tidak, ketika pertama aku pindah, aku sudah diejek anak-anak desa ini karena adanya kelainan pada diriku. Ya, aku bisu teman. Semua anak-anak di sini mencemoohku dan Intan yang memang agak tomboy membelaku. Ia merampas mainan yang diambil oleh Yoga, salah satu dari anak laki-laki yang sering mengejek keterbatasanku ini. Itulah saat pertama kali kami bertemu, dan aku pun langsung bersembunyi di belakang punggungny. "Kalau ada yang berani mengganggu dia lagi, maka kalian harus berhadapan denganku!!!!" Gertak Intan. @@@ Setelah bis itu menjauh dari pandanganku, aku pun mencari tempat berteduh. Kuambil gelang persahabatan dari saku celanaku. Ini buatan Intan ketika pelajaran seni kelas 6 SD. Aku menarik nafas dalam-dalam. Teringat ketika ia menceritakan seluruh kejadian di kelasnya setiap hari. Teman, aku hanya lulusan SD dan tidak melanjutkan ke SMP karena menurut kepala sekolah, aku seharusnya berada di sekolah luas biasa khusus penyandang tuna rungu. Bapakku yang miskin tidak bisa menyekolahkanku ke kota. Dan Intanlah yang setiap hari membacakan pelajaran yang ia dapatkan di SMP. Aku ingat ketika kami sedang di sawah, awan berubah menjadi mendung dan Intan mengajakku untuk segera pulang. Lalu taklama kemudian hujan pun mengguyuri badan kami berdua, dan Intan tetap bersikeras untuk pulang walau sudah kuberitahu untuk berteduh sejenak. Ia menampik ajakanku. Dan ditengah perjalanan pulang, kulihat Intan batu-batuk dan terlihatlah sebuah noda merah keluar dari mulutnya. Cepat-cepat ia mngehapusnya karena tidak ingin terlihat olehku. Aku yang tidak tahu apap-apa berpura-pura tidak melihatnya dan kukira ia hanya kedinginan saja. Setelah sampai di depan rumahnya, ia langsung masuk dan tidak berkata apa-apa kepadaku. Dan akupun langsung saja pulang menuju rumahku. @@@ "Besok aku ke kota, Ta." Kata Intan sambil membereskan buku pelajarannya. Keningku pun mengekerut. "Kamu jangan heran gitu dong, aku akan balik lagi kok. Besok aku mau daftar sekolah di kota," ujar Intan. Aku pun melayangkan pandanganku ke hamparan sawah. Pematang sawah memang tempat favorit kami untuk belajar. Aku merasakan sesuatu berharga yang akan segera hilang. Kemana akan kudapatkan sosok seirang sahabat sebaik Intan. "Hei, jangan melamum, Ta. Ntar aku sering kirim surat ke kamu." Aku tidak menghiraukan perkataannya waktu itu. Aku tidak meberikan reaksi apa-apa. Intan pun melanjutkan perkataannya, "Besok mungkin aku pulang agak sore soalnya ada yang harus kuselesaikan juga."
»»  READMORE...

Minggu, 08 Juli 2012

MERANTAU

Imam Syafi'i pernah berkata.... Ciri orang yang berakal dan berbudaya adalah tidak akan tinggal seterusnya di satu tempat. Meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengembara, itulah bagian dari istirahatnya. Pergilah dengan penuh keyakinan! Niscaya akan engkau temukan pengganti semua yang engkau tinggalkan. Bekerja keraslah karena hidup akan terasa nikmat setelah bekerja. Sungguh, aku melihat air yang tergenang dan berhenti, memercikkan bau tak sedap. Andaikan saja ia mengalir, air itu akan terlihat bening dan sehat. Sebaliknya jika engkau biarkan air itu menggenang, ia akan membusuk. Singa hutan dapat menerkam mangsanya setelah ia tinggalkan sarangnya. Anak panah tak akan mengenai sasarannya, jika tak beranjak dari busurnya. Andaikan mentari berhenti selamanya di tengah langit, niscaya umat dari ujung barat sampai ujung timur akan bosan kepadanya. Emas bagaikan debu, sebelum ditambang sebagai emas. Sedangkan, pohon cendana yang masih tertancap pada tempatnya, tidak ubahnya pohon-pohon untuk kayu bakar. Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan temui derajat mulia di tempat yang baru dan engkau bagaikan emas yang sudah terangkat dari tempatnya. Pergilah merantau untuk mencari kemuliaan karena dalam perjalanan itu ada empat kegunaan; yaitu menghilangkan kesedihan, mendapatkan ilmu, mengagungkan jiwa, dan dapat bergaul dengan orang banyak. (Imam Syafi'i)
»»  READMORE...

Sabtu, 23 Juni 2012

Maukah Naruto Memahami Gaara By El Eida Sikumbang ini aku dengan gelap dan terangku dalam suka dan dukaku ternyata, hanya butuh sesaat waktu tuk merasakan penuhnya hati ternyata, indah itu hanya menunggu kelabu menyingkir ternyata, sadar itu haruslah berkali terjatuh dulu ranting baru tumbuh dari dahan yang berkali patah ini aku maukah kau terima aku? ^^episode menunggu nasib
»»  READMORE...

Selasa, 19 Juni 2012

NOTA BENE : AKU KANGEN

NOTA BENE : AKU KANGEN Oleh : W.S. Rendra Lunglai - ganas karena bahagia dan sedih, indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana. Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit, dan anak kita akan lahir di cakrawala. Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya. Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan untukmu hidupku terbuka. Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku. Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan. Jakarta, Kotabumi, 24 Maret 1978 Potret Pembangunan dalam Puisi
»»  READMORE...

Nasehat Emas Imam Asy-Syafi’i

Beliau rahimahullah berkata dalam kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, Aku melihat pemilik ilmu hidupnya mulia walau ia dilahirkan dari orangtua terhina. Ia terus menerus menerus terangkat hingga pada derajat tinggi dan mulia. Umat manusia mengikutinya dalam setiap keadaan laksana pengembala kambing ke sana sini diikuti hewan piaraan. Jikalau tanpa ilmu umat manusia tidak akan merasa bahagia dan tidak mengenal halal dan haram. Diantara keutamaan ilmu kepada penuntutnya adalah semua umat manusia dijadikan sebagai pelayannya. Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya. Siapa yang mengemban ilmu kemudian ia titipkan kepada orang yang bukan ahlinya karena kebodohannya maka ia akan mendzoliminya. Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diraih kecuali dengan enam syarat dan akan aku ceritakan perinciannya dibawah ini: Cerdik, perhatian tinggi, sungguh-sungguh, bekal, dengan bimbingan guru dan panjangnya masa. Setiap ilmu selain Al-Qur’an melalaikan diri kecuali ilmu hadits dan fikih dalam beragama. Ilmu adalah yang berdasarkan riwayat dan sanad maka selain itu hanya was-was setan. Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya. Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, Maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya. Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya. Ilmu adalah tanaman kebanggaan maka hendaklah Anda bangga dengannya. Dan berhati-hatilah bila kebanggaan itu terlewatkan darimu. Ketahuilah ilmu tidak akan didapat oleh orang yang pikirannya tercurah pada makanan dan pakaian. Pengagum ilmu akan selalu berusaha baik dalam keadaan telanjang dan berpakaian. Jadikanlah bagi dirimu bagian yang cukup dan tinggalkan nikmatnya tidur Mungkin suatu hari kamu hadir di suatu majelis menjadi tokoh besar di tempat majelsi itu. Sumber : http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/nasehat-emas-imam-asy-syafi%E2%80%99i.html
»»  READMORE...

NASEHAT RASULULLAH KEPADA PUTRINYA – FATIMAH AZ-ZAHRA

NASEHAT RASULULLAH KEPADA PUTRINYA – FATIMAH AZ-ZAHRA Ada 10 Nasihat Rasulullah kepada putrinya, Fatimah Az-Zahra binti Rasulillah SAW. Sepuluh nasihat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, khususnya bagi setiap istri yang mendambakan keshalehan. Nasihat atau wasiat tersebut adalah : 1. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya. 2. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah. 3. Wahai Fatimah! Sesungguhnya seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang. 4. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti. 5. Wahai Fatimah! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah. 6. Wahai Fatimah! Di saat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala sribu orang yang melaksanakn ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat. 7. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah. 8. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih. 9. Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. 10. Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allahpun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allahpun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.
»»  READMORE...

Muhammad al Fatih

[Sejarah] Penaklukan Konstantinopel Oleh Muhammad Al-Fatih (1453 M) - Thread Not Solved Yet Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya. Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel. (HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim) Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS) Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut; 1. Konstantinopel Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan Benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani. 2. Rumiyah Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah. Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Tetapi Roma, hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih dulu, baru Roma. Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin. Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu. Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu. Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas. Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi, Konstantinopel, tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga dari kalangan tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah satu anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya. Konstantinopel memang sebuah kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat, dimana Kaisar Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW, bahkan pernah menerima langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW. Ajakan Nabi SAW kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam. Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan. Biografi Singkat Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: م�*مد ثانى Mehmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفات�*), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; Sultan Muhammad II dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481). Lambang Kekhalifahan Beliau merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 7 bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil. Beliau tidak pernah meninggalkan Shalat fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481 kerana sakit gout sewaktu dalam perjalanan jihad menuju pusat Imperium Romawi Barat di Roma, Italia. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu'' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di ''Ain Al-Jalut" melawan tentara Mongol). Usaha Sultan dalam Menaklukan Konstantinopel Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu Bandar termasyhur dunia. Bandar ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Bandar ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam pada perang Khandaq. Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu''awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ''Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk. Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi nafas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinople secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk. Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan nafas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah. Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ''ulama terulung di zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma''il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang ''ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya. Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri Amir Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur''an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Aaq Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur''an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya. Syeikh Aaq Syamsudin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan Kostantinopel. Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II bersama gurunya Syeikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 250.000 ribu pasukan dan meriam -teknologi baru pada saat itu- Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam. Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa. Constantine XI Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur''an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu ''Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada Bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala. Kota dengan benteng >10m tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7m. Dari sebelah barat pasukan Artileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur Armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat. Berhari-hari hingga berminggu-mingGu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu namun Taktik ini diakui sebagai antara taktik peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri). 70 kapal di tarik melewati bukit di daerah Galata untuk masuk ke Teluk Golden Horn yang di hadang rantai. Rantai yang menghalangi kapal masuk ke Teluk Golden Horn. (koleksi Museum Hagia Sophia) Rantai yang melindungi pintu masuk ke Teluk Golden Horn Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, setelah sehari istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah komando Sultan Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit Yanisari. Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan. Ottoman Siege : Pasukan Turki Utsmani yang sangat canggih di zamannya dengan teknologi Meriam Terbesar di zamannya The Great Turkish Bombard Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka. Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia/ Aya Sofia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya). Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya. Hagia Sophia Toleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah gratis, siapapun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, membangun rumah sakit, bahkan rumah diberikan gratis bagi pendatang di kota itu dan mencari nafkah di sana. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul, dan pencarian makam Abu Ayyub dilakukan hingga ditemukan dan dilestarikan. Dan kini Hagia Sophia sudah berubah menjadi museum. Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/88091-sejarah-penaklukan-konstantinopel-muhammad-al-fatih/
»»  READMORE...

Doa Perpisahan

Doa Perpisahan
Album : Teman Sejati
Munsyid : Brothers
http://liriknasyid.com


Pertemuan kita di suatu hari
Menitikkan ukhuwah yang sejati
Bersyukurku kehadap Illahi
Di atas jalinan yang suci

Namun kini perpisahan yang terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah diatas suratan
Kutetap pergi jua

Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Alloh bantulah hamba-Mu

Mencari hidayah dari pada-Mu
Dalam mendidikan kesabaranku
Ya Alloh tabahkan hati hamba-Mu
Diatas perpisahan ini

O.. uwo.. ho..

Teman betapa pilunya hatiku
Menghadapi perpisahan ini
Pahit manis perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meredhoi
Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan

Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Alloh bantulah hamba-Mu

Senyuman yang tersirat di bibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku di dalam doamu
Semoga... Tuhan berkatimu
»»  READMORE...

Penerimaan-Chairil Anwar

PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. Maret 1943
»»  READMORE...

Senja di Pelabuhan Kecil-Chairil Anwar

SENJA DI PELABUHAN KECIL Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 1946
»»  READMORE...

Sajak Putih-Chairil Anwar

SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah...
»»  READMORE...

Syair Rabiah al Adawiyah

Kumpulan Syair Cinta Rabiah al-Adawiya by Rahmad Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpa-Mu Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip Manusia terlena dalam buai tidur lelap Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup Tuhanku, demikian malampun berlalu Dan inilah siang datang menjelang Aku menjadi resah gelisah Apakah persembahan malamku Kau Terima Hingga aku berhak mereguk bahagia Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka, Demi kemahakuasaan-Mu lah Inilah yang akan selalu ku lakukan Selama Kau Beri aku kehidupan Demi kemanusiaan-Mu, Andai Kau Usir aku dari pintu-Mu Aku tak akan pergi berlalu Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu *********** Ya Allah, apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di dunia ini, Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu Dan apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di akhirat nanti, Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku *********** Aku mengabdi kepada Tuhan Bukan karena takut neraka Bukan pula karena mengharap masuk surga Tetapi aku mengabdi, Karena cintaku pada-Nya Ya Allah, jika aku menyembah-Mu Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya Dan jika aku menyembah-Mu Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya Tetapi, jika aku menyembah-Mu Demi Engkau semata, Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu Yang abadi padaku *********** Ya Allah Semua jerih payahku Dan semua hasratku di antara segala Kesenangan-kesenangan Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan Adalah untuk berjumpa dengan-Mu Begitu halnya dengan diriku Seperti yang telah Kau katakan Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki *********** Aku mencintai-Mu dengan dua cinta Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir Hingga Engkau ku lihat Baik untuk ini maupun untuk itu Pujian bukanlah bagiku Bagi-Mu pujian untuk semua itu *********** Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadirat-Mu Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau *********** Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri Ketika Kekasih bersamaku Cinta-Nya padaku tak pernah terbagi Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku Kapan dapat kurenungi keindahan-Nya Dia akan menjadi mihrabku Dan rahasia-Nya menjadi kiblatku Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini O, penawar jiwaku Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mau-Mu Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan-Mu O, sukacita dan nyawaku, semoga kekal lah Jiwaku, Kau lah sumber hidupku Dan dari-Mu jua birahiku berasal Dari semua benda fana di dunia ini Dariku telah tercerah Hasratku adalah bersatu dengan-Mu Melabuhkan rindu *********** Sendiri daku bersama Cintaku Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang Lintas dan penglihatan batin Melimpahkan karunia atas do’a ku Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna Antara takjub atas keindahan dan keagungan-Nya Dalam semerbak tiada tara Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu Lihat, dalam wajah-Nya Tercampur segenap pesona dan karunia Seluruh keindahan menyatu Dalam wajah-Nya yang sempurna Lihat Dia, yang akan berkata “Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.” *********** Rasa riangku, rinduku, lindunganku, Teman, penolong dan tujuanku, Kaulah karibku, dan rindu pada-Mu Meneguhkan daku Apa bukan pada-Mu aku ini merindu O, nyawa dan sahabatku Aku remuk di rongga bumi ini Telah banyak karunia Kau berikan Telah banyak.. Namun tak ku butuh pahala Pemberian ataupun pertolongan Cinta-Mu semata meliput Rindu dan bahagiaku Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga Adapun di sisi-Mu aku telah tiada Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau Kau adalah rasa riangku Kau tegak dalam diriku Jika akku telah memenuhi-Mu O, rindu hatiku, aku pun bahagia “Semoga syair cinta Rabiah al-Adawiyah menjadi renungan kita semua, amin” Sumber : http://madtauhid.wordpress.com/2010/01/26/kumpulan-syair-cinta-rabiah-al-adawiyah/
»»  READMORE...

Azab dan Sengsara

Roman ini sangat menyedihkan alur ceritanya... Ringkasan Novel: AZAB DAN SENGSARA — awan sundiawan AZAB DAN SENGSARA (KISAH KEHIDUPAN SEORANG GADIS) Pengarang : Merari Siregar Penerbit : Balai Pustaka Umumnya, para pengamat sastra Indonesia menempatkan novel Azab dan sengsara ini sebagai novel pertama di Indonesia dalam khazanah kesusastraan Indonesia modern. Penempatan novel ini sebagai novel pertama lebih banyak didasarkan pada anggapan bahwa kesusastraan Indonesia modern lahir tidak dari peran berdirinya Balai Pustaka. 1917, yang cikal bakalnya berdiri tahun 1908. Sungguhpun sebenarnya tidak sedikit novel yang terbit sebelum Balai Pustaka berdiri, dalam hal pemakaian bahasa Melayu sekolahan, Azab dan Sengsara yang mengawalinya. Dalam konteks itulah novel ini menempati kedudukan penting. Tema Azab dan Sengsara sendiri yang mempermasalahkan perkawinan dalam hubungan nya dengan harkat dan martabat keluarga, bukanlah hal yang baru. Novel-novel yang terbit di luar Balai Pustaka-yang umumnya menggunakan bahasa Melayu rendah atau bahasa Melayu pasar-juga banyak yang bertema demikian. Novel bahasa Sunda, Baruang ka Nu Ngora (Racun Bagi Kaum Muda; 1914) karya D.K. Ardiwinata (1866-1947) yang diterbitkan Balai Pustaka, juga bertema perkawinan dalam hubungannya dengan harkat dan martabat keluarga. Jadi, secara tematik, novel Azab dan Sengsara, belumlah secara tajam mempermasalahkan perkawinan dalam hubungannya dengan adat. Ini ringkasannya Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, seorang kepala kampong yang terkenal kedermawanan dan kekayaannya. Masyarakat disekitar Sipirok amat segan dan hormat kepada keluarga itu. Adapun Mariamin, yang masih punya ikatan dengan keluarga itu, kini tergolong anak miskin. Ayah Mariamin, Sutan Baringin almarhum, sebenarnya termasuk keluarga bangsawan kaya. Namun, karena semasa hidupnya terlalu boros dan serakah, ia akhirnya jatuh miskin dan meninggal dalam keadaan demikian. Bagi Aminuddin, kemiskinan keluarga itu tidaklah menghalanginya unuk tetap bersahabat dengan Mariamin. Keduanya memang sudah berteman akrab sejak kecil dan terus meningkat hingga dewasa. Tanpa terasa benih cinta kedua remaja itu pun tumbuh subur. Belakangan, mereka sepakat untuk hidup bersama, membina rumah tangga. Aminuddin pun berjanji hendak mempersunting gadis itu jika kelak ia sudah bekerja. Janji pemuda itu akan segera dilaksanakan jika ia sudah mendapat pekerjaan di Medan. Aminuddin segera mengirim surat kepada kekasihnya bahwa ia akan segera membawa Mariamin ke Medan. Berita itu tentu saja amat menggermbirakan hati Mariamin dan ibunya yang memang selalu berharap agar kehidupannya segera berubah. Setidak-tidaknya, ia dapat melihat putrinya hidup bahagia. Niat Aminuddin itu disampaikan pula kepada kedua orang tuanya. Ibunya sama sekali tidak berkeberatan. Bagaimanapun, almarhum ayah Mariamin masih kakak kandungnya sendiri. Maka, jika putranya kelak jadi kawin dengan Mariamin, perkawinan itu dapatlah dianggap sebagai salah satu usaha menolong keluarga miskin itu. Namun, lain halnya pertimbangan Baginda Diatas, Ayah Aminuddin. Sebagai kepala kampung yang kaya dan disegani, ia ingin agar anaknya beristrikan orang yang sederajat. Menurutnya, putranya lebih pantas kawin dengan wanita dari keluarga kaya dan terhormat. Oleh karena itu, jika Aminuddin kawin dengan Mariamin, perkawinan itu sama halnya dengan merendahkan derajat dan martabat dirinya. Itulah sebabbya, Baginda Diatas bermaksud menggagalkan niat putranya. Untuk tidak menyakiti hati istrinya, Baginda Diatas mengajaknya pergi ke seorang dukun untuk melihat bagaimana nasib anaknya jika kawin dengan Mariamin. Sebenarnya, itu hanya tipu daya Baginda Diatas. Oleh karena sebelumnya, dukun itu sudah mendapat pesan tertentu, yaitu memberi ramalan yang tidak menguntungkan rencana dan harapan Aminuddin. Mendengar perkataan si dukun bahwa Aminuddin akan mengalami nasib buruk jika kawin dengan Mariamin, ibu Aminuddin tidak dapatberbuat apa-apa selain menerima apa yang menurut suaminya baik bagi kehidupan anaknya. Kedua orang tua Aminuddin akhirnya meminang seorang gadis keluarga kaya yang menurut Baginda Diatas sederajat dengan kebangsawanan dan kekayaannya. Aminuddin yang berada di Medan, sama sekali tidak mengetahui apa yang telah dilakukan orang tuanya. Dengan penuh harapan, ia tetap menanti kedatangan ayahnya yang akan membawa Mariamin. Selepas peminangan itu, ayah Aminuddin mengirim telegram kepada anaknya bahwa calon istrinya akan segera dibawa ke Medan. Ia juga meminta agar Aminuddin menjemputnya di stasiun. Betapa sukacita Aminuddin setelah membaca telegram ayahnya. Ia pun segera mempersiapkan segala sesuatunya. Ia membayangkan pula kerinduannya pada Mariamin akan segera terobati. Namun, apa yang terjadi kemudian hanyalah kekecewaan. Ternyata, ayahnya bukan membawa pujaan hatinya, melainkan seorang gadis yang bernama Siregar. Sungguhpun begitu, sebagai seorang anak, ia harus patuh pada orang tua dan adapt negerinya. Aminuddin tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima gadis yang dibawa ayahnya. Perkawinan pun berlangsung dengan keterpaksaan yang mendalam pada diri Aminuddin. Berat hati pula ia mengabarkannya pada Mariamin. Bagi Mariamin, berita itu tentu saja sangat memukul jiwanya. Harapannya musnah sudah. Ia pingsan dan jatuh sakit sampai beberapa lama. Tak terlukiskan kekecewaan hati gadis itu. Setahun setelah peristiwa itu, atas kehendak ibunya, Mariamin terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang lelaki yang sebenarnya tidak diketahui asal-usulnya. Ibunya hanya tahu, bahwa Kasibun seorang kerani yang bekerja di Medan. Menurut pengakuan lelaki itu, ia belum beristri. Dengan harapan dapat mengurangi penderitaan ibu-anak itu, ibu Mariamin terpaksa menjodohkan anaknya dengan Kasibun. Belakangan diketahui bahwa lelaki itu baru saja menceraikan istrinya hanya karena akan mengawini Mariamin. Kasibun kemudian membawa Mariamin ke Medan. Namun rupanya, penderitaan wanita itu belum juga berakhir. Suaminya ternyata mengidap penyakit berbahaya yang dapat menular bila keduanya melakukan hubungan suami-istri. Inilah sebabnya, Mariamin selalu menghindar jika suaminya ingin berhubungan intim dengannya. Akibatnya, pertengkaran demi pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga itu tak dapat dihindarkan. Hal yang dirasakan Mariamin bukan kebahagiaan, melainkan penderitaan berkepanjangan. Tak segan-segan Kasibun menyiksanya dengan kejam. Dalam suasana kehidupan rumah tangga yang demikian itu, secara kebetulan, Aminuddin dating bertandang. Sebagaimana lazimnya kedatangan tamu, Mariamin menerimanya dengan senang hati, tanpa prasangka apa pun. Namun, bagi Kasibun, kedatangan Aminuddin itu makin mengobarkan rasa cemburu dan amarahnya. Tanpa belas kasihan, ia menyiksa istrinya sejadi-jadinya. Tak kuasa menerima perlakuan kejam Kasibun, Mariamin akhirnya mengadu dan melaporkan tindakan suaminya kepada polisi. Polisi kemudian memutuskan bahwa Kasibun harus membayar denda dan sekaligus memutuskan hubungan tali perkawinan dengan Mariamin. Janda Mariamin akhirnya terpaksa kembali ke Sipirok, kampong halamannya. Tidak lama kemudian, penderitaay yang silih berganti menimpa wanita itu, sempurna sudah dengan kematiannya. “Azab dan sengsara dunia ini telah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jasad yang kasar itu.” (hlm. 163). Taken from http://awan965.wordpress.com/2009/04/14/ringkasan-novel-azab-dan-sengsara/
»»  READMORE...

Kasih Tak Sampai (Siti Nurbaya)

Saya bukannya ingin me-melow-kan suasana di blog ini... Tapi karena blog ini memang blog sastra maka saya ingin memposting sebuah sinopsis buku roman Indonesia yang sudah saya "lahap" sejak SMA kelas 1. Dan salah satunya ialah roman Kasih Tak Sampai (Siti Nurbaya) ini... Selanjutnya nanti saya juga akan memperkenalkan roam-roman Indonesia yang sudah saya baca sejak SMA... Tapi tulisan ini saya juga copas dari http://awan965.wordpress.com/2009/04/14/ringkasan-novel-siti-nurbaya/ Tapi mungkin juga akan bermanfaat bagi Anda yang menyukai roman jadoel,, hhee... Ringkasan Novel: Siti Nurbaya April 14, 2009 — awan sundiawan SITTI NURBAYA (Kasih Tak Sampai) Pengarang : Marah Rusli (7 Agustus 1889-17 Januari 1968) Penerbit : Balai Pustaka Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adapt-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya. Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi. Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks social dan emansipasi wanita. Di Malaysia, novel ini terbit pula dalam edisi bahasa Melayu. Pada tahun 1963 saja, di Malaysia itu, Sitti Nurbaya sudah mengalami cetak ulang ke-11. Untuk pengajaran sastra di tingkat sekolah lanjutan, novel ini merupakan salah satu novel wajib. Tahun 1991, TVRI menyiarkan sinetron Sitti Nurbaya dengan pemeran utamanya Novia Kolopaking (sebagai Sitti Nurbaya) dan Gusti Randa (sebagai Samsulbahri). Inilah ringkasannya. Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu. Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, took-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman. Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman. Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun dating menagih janji. Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya. Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putrid tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan. Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan. Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya. Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa maluatas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah. Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan. Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia. Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia. Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih. Dalam pertempuran me;awan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih. Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.
»»  READMORE...

Rabu, 06 Juni 2012

Menanam Asa Meraih Mimpi

5 Juni 2012 pukul 11.30an.. kubuka web sps.upi.edu web yg mgkn setiap menit kubuka karena sebuah postingan yg menentukan arah hidupku kelak.. ya.. aku lulus di prodi pendas sps upi.. begitu bahagianya dan sujud syukurku kpd Allah SWT. Tak henti2ny mengucap syukur... Walau mmg bukan beasiswa.. tp aku yakin Allah tdk akan menelantarkanku sendirian di bandung.. rejekiNya pasti akan selalu mengalir utkku.. Bandung... dulu aku pernah menuliskan sebuah status di facebookku bahwa aku ingin tinggal di bandung.. Daannn... sekarang itu akan terwujud.. Ini adalah permintaanku yg kedua yg lgsg diwujudkan Allah.. Dulu aku jg pernah menuliskan sebuah status di facebook bahwa aku ingin kembali berkutat dg trigonometri, kalkulus, aljabar, dan pljrn matematika lainnya.. Daann sekaraaang aku pun sdh menjadi guru matematika di bimbel bergengsi di palembang yakni nurul fikri.. Betapa senangnya ketika utk tahap pertama tahapan tes tertulis lulus.. begitu jg tahap mikroteaching dan wawancara.. it's so amazing.. subhanallah.. Aku yg sdh 4 thn tdk berkutat dlm metematika smp dan sma bs diterima.. Allah memang tau yg terbaik bagi hambaNya.. Di sana aku bertemu dg org2 yg sdh dewasa pola pikirnya.. Aku pun melalui tahapan2 ujian menuju dewasa.. Namun, Allah selalu menguatkanku.. Sekarang aku sudah melalui tahapan ujian menuju masa depanku.. DOSEN Target yang akan kucapai ketika kuliah S2 ini adalah harus bs mencapai nilai ipk cumlaude lagi.. Dan harus bs lancar berbahasa inggris karena mimpiku utk thn 2017 ialah kuliah S3 di Melbourne University :D hahhaa.. mungkin terdgr impossible tapi pasti akan kubuktikan bahwa aku mampu.. HHmm tapi sepertinya aku.mau nikah dulu ya br ngambil S3 :D Selama di bandung nanti, aku akan mencari kosan di jln. gerlong.. Dekat dg upi dan tentunya masjid Daarut Tauhid.. Betapa bahagianya bahwa aku memang akhirnya bisa mendekatkan diri dg masjid.. Bs sholat subuh, maghrib, & isya di masjid DT.. Mendengarkan kajian subuh secara lgsg dr aa gym dan ustad2 lainnya.. Bahkan ini pun sudah pernah kutuliskan di status facebook bahwa aku ingin punya rumah dekat dg masjid.. Daann.. pastinya sekarang mimpi itu pun terwujud jugaa.. Aku merasakan nikmat yg sangat luaarrr biasaaa dr Allah.. Allah sayang sekali.. Rejekiku pun dikasihNya pas2an.. pas perlu ada :D jadi merasa org terkaya di dunia.. Sekrg aku hanya menyerahkan masalah biaya registrasi dan kosan kpd Allah.. Biarlah Allah yg mengatur bagaimana caraku membayarnya karena keyakinanku kpd Allah takkan pernah bergeser sedikitpun... 060612, 21:31
»»  READMORE...

Kamis, 31 Mei 2012

berpikir sejenak

Sungguh aku memang senang dg kesendirianku... Namun terkadang kesendirian inilah yg membunuhku.. Membunuh ketidakmampuanku dalam menyelesaikan masalah hidup.. Mulai dari kecemasan akan masa depan yg blm menemukan cahaya terang.. Maupun misteri pendamping hidupku kelak... Kesendirianku skrg mampu membuktikan kpd diriku sendiri bahwa aku bs mandiri dan bersama semangat yg aku punyai maka aku akan mampu mengarungi hidup.. Ikhtiar dan tawakal kpd Allah SWT sbg senjataku utk melawan derasnya kepungan masalah hidup... Seseorg yg dulu kuanggap akan menjadi pendamping hidupku kelak ternyata telah mengecewakanku... Yah bukan jodoh ya.. Memang ak tdk mengharapkan dia jd jodohku sih (hhaa ngeles ya..) karna aku memang mnginginkan seseorg yg cerdas dlm bidang keilmuan eksak seperti mtk, fisika, ataupun ekonomi akutansi... Dan juga cita-citaku utk menjadi dosen takkan pernah menyurutkan langkahku utk mengambil kuliah S2 dan selanjutnya S3... Sungguh aku haus akan ilmu.. Ilmu matematika tepatnya.. Sangat suka sekali dg belajar dan menjadi siswa :)
»»  READMORE...

Selasa, 13 Maret 2012

Ga tau mau dikasih judul apa :)

“Aduuhh.. maaf saya buru-buru…” Ujar Pak Alam ketika ia menabrak salah satu pegawainya. “Oh, Pak Alam.. Ya gak apa-apa, Pak.. Silakan..” Bergegas Pak Alam menuju ke luar kantornya. Wah, deras pula hujannya, gerutunya dalam hati. Mobil yang akan ia pakai berada agak di dekat pagar kantor dan itu berarti ia harus berjalan melewati rintik hujan yang semakin deras. Dilihatnya seorang ojek payung. “Ojek.. Ojek payung…” Panggilnya kepada seorang ojek payung cilik. Agak kesulitan rupanya ia menemukan ojek payung yang sedang kosong. Maklum, pada saat itu bukan hanya ia yang memerlukan jasa ojek payung. Setelah si ojek payung itu menghampirinya dan membawanya bergegas ke tempat mobil yang ia parker, Pak Alam pun memberikan uang selembar lima ribuan. “Terima kasih, Pak..” Mobil Pak Alam pun melaju kencang di bawah derasnya hujan menuju ke sebuah klinik bersalin yang berjarak 30 menit dari kantornya. Istrinya akan melahirkan anaknya yang kedua. Seorang putri yang telah 7 tahun ini ia harapkan akan lahir. Anak pertamanya seorang laki-laki yang kini duduk di kelas 3 SD. Sekilas ia teringat dengan si ojek payung tadi. Jika ia tidak bekerja keras di 9 tahun lalu, mungkin anaknya juga akan merasakan nasib yang sama dengan anak ojek payung tadi, pikirnya. Perlahan Pak Alam memacu kecepatan kendaraan dengan tinggi. Ia kembali menerima telepon dari mertunya jika istrinya sedang mengerang kesakitan sambil memanggil namanya. Di tengah perjalanan, ketika melewati tikungan tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan seorang wanita yang sedang berlari menyebrang untuk mendapatkan tempat berteduh di sebuah halte tak terpakai. Tanpa bisa mengelak, Pak Alam pun menabrak wanita muda itu dan spontan saja orang-orang yang melihat kejadian tersebut berusaha menyelamatkan wanita itu. Pak Alam yang sedang dilanda kepanikan akan istrinya dan kini ditambah lagi dengan kepanikan atas insiden tabrakan langsung saja ia tancap gas meninggalkan lokasi kecelakaan tadi. Orang-orang yang sibuk mengurusi korban, tidak lagi sempat melihat nomor kendaraan mobil Pak Alam sehingga tidak bisa meminta pertanggungjawabannya. Wanita korban tabrak lari itu dilarikan ke puskesmas terdekat. __@@__ Ali berulang kali melihat ke luar jendela, dimana Kak Nurul?, tanyanya dalam hati. Sudah pukul 6 kurang 20 menit namun Nurul belum juga pulang. Biasanya ia sudah pulang pukul 5 sore. Atau karena hujan ya? Ah, entahlah…,gumam Ali. Ali pun segera mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya dilakukan oleh kakaknya. Sekilas ia melihat foto dirinya, Nurul, dan ibunya yang diambil sebelum ibunya pergi menjadi TKI di Yaman. Kini sudah 5 tahun ia dan kakaknya berpisah dengan ibunya. Alhamdulillah pemberitaan yang sering ia baca di koran mengenai TKI yang disiksa majikan tidak sampai menimpa ibunya. Sang ibu malahan sering menelpon mereka yang mereka terima melalui handphone tetangga. Betapa senangnya ia ketika mengetahui ibunya akan pulang 8 bulan lagi da tidak akan menjadi TKI lagi di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Nurul belum pulang. Ali pun mulai cemas. Ia kemudian pergi ke rumah Bayu meminta bantuan untuk mencari kakaknya. Ketika ia melewati rumah Pak Toyo, ia pun dipanggil si pemilik rumah. “Ali… Bagaimana dengan luka kakakmu?” Tanya Pak Toyo. “Luka? Maaf, Pak. Siapa yang luka? Kakakku, Kak Nurul maksudnya?” Ujar Ali. “Lho, bukannya tadi kakakmu menjadi korban tabrak lari dan sekarang di Puskesmas Sejahtera?” “Apa? Kak Nurul jadi korban tabrak lari?” Tanpa menunggu penjelasan panjang dari Pak Toyo, Ali pun segera bergegas ke rumah Bayu dan meminta ditemani ke Puskesmas Sejahtera. Sepanjang perjalanan dengan menggunakan sepeda yang dikayuh oleh Bayu, Ali pun menangis. Tak terbayang olehnya jika sang kakak akan menderita luka yang parah. “Sudahlah Ali… Lebih baik kamu berdoa saja, itu akan membuatmu optimis.” Ujar Bayu. Bayu yang 3 tahun lebih tua dari Ali memang sudah mengalami “pendidikan” hidup sejak ia masih berumur 5 tahun. Seorang anak transmigran yang serba kekurangan yang akhirnya kembali mengadu nasib ke kota bersama ayahnya. Sesampainya di puskesmas, Ali mendapati kakaknya sedang tidur istirahat. Ali pun menangis seakan-akan ia telah kehilangan kakaknya. Nurul yang mendengar suara tangis Ali perlahan terbangun dan membuka matanya. Nurul mengusap-usap kepala Ali, adik satu-satunya yang ia miliki. Ia pun ikut meneteskan air mata. Ia rindu kepada ibunya. Di saat-saat pilu seperti ini, mereka menginginkan sosok seorang ibu yang akan menghapus kepedihan akan luka yang mereka hadapi. Nurul merasa belum memberikan sesuatu yang terbaik untuk Ali berjanji tidak akan meninggalkan Ali. Ketika ia tertabrak, ia sedang mengurus berkas-berkas untuk mengikuti kursus menjahit yang diadakan gratis untuk anak putus sekolah. Ia ingin mencari uang dengan cara baik yakni menjahit. Menjadi penjual air minum mineral di lampu merah perempatan jalan maupun di terminal amatlah rawan baginya. Sedangkan Ali masih bersekolah di kelas 3 SD sepulang sekolah harus menjual koran dan jika hujan tiba, ia menjadi ojek payung karena koran yang ia jajakan tidak akan laku tatkala hujan turun. “Kak…” “Apa sayang?” Dengan terbata-bata Ali menggenggam tangan kakaknya dan mengusapkannya ke pipinya, “Kakak jangan tinggalin Ali sendiri ya.. Kakak gak usah kerja dulu, biar Ali saja cari uang. Tabungan Ali juga masih ada kok.. Nanti Ali gak usah sekolah biar pagi-pagi bisa cari uang, jadi nanti dapet uangnya lebih banyak lagi…” Nurul tersenyum dengan kepolosan adiknya. “Ali harus tetep sekolah. Ali mau jadi orang bodoh?” Ali pun menggeleng. “Nah, jadi harus sekolah terus ya.. Biar rejeki kita Allah yang atur..” Rinai hujan di malam itu kian menambah pilunya hati dua kakak beradik itu. Bayu pun pamit ketika ayahnya menjemput pulang. Ali malam itu menginap di puskesmas untuk menjaga Nurul. __@@__ “Wah, cucuku sekarang lengkap ya.. Laki-laki dan kini perempuan…” Ujar ibu Ayik, mertua Pak Alam. Pak Alam pun tersenyum. Putri kecilnya lahir dengan selamat dan ia pun masih sempat menemani istrinya berjuang antara hidup dan mati. Hari sudah pukul 9 malam. Dilihatnya putrinya yang ia beri nama Putri Humairah sedang tertidur pulas di samping ibunya. Dan sang jagoan ciliknya, Abian Satria pun sudah tertidur di kursi setelah sibuk ikut menangis ketika melihat neneknya panik menanti kelahiran adiknya. Ia kira ibunya akan meninggalkannya. Melihat pulasnya tidur Abian, Pak Alam sontak teringat dengan kejadian sore tadi. Ia pelaku tabrak lari. Bagaimana dengan wanita tadi.? Apakah ia meninggal, terluka parah, atau… Ah, untuk apa kupikirkan.. Toh, nanti akan jadi boomerang bagiku sendiri jikalau nati ia menuntut saya ke polisi.. Bisa kacau kebahagiaan keluarga saya.. Pak Alam pun tidak menghiraukan kejadian yang ia alami sore tadi. Ia sudah cukup bahagia dengan kelahiran anaknya. __@@__ “Abian….” Abian pun menoleh dan mencari sumber suara yang memanggil namanya. Dengan terengah-engah Ali menghampiri Abian. “Hei Abian, kamu punya adik baru ya?” Tanya Ali. “Iya.. Cantik lho.. Kami nantinya akan menjadi kakak beradik yang solid pasti… “ Jawab Abian sambil tertawa yang kemudian disambut dengan cibiran Ali. “Huuhh… pasangan kakak adik yang solid itu saya dan Kak Nurul..” “Eh kakakmu dua hari yang lalu jadi korban tabrak lari ya? Gimana dengan penabraknya? Ditangkep gak?” “Haduh… Kamu sih dua hari gak masuk kelas jadinya kuper.. Pelakunya gak bisa ditangkep gara-gara gak kelihatan nomor polisinya. Hujannya deras banget..” “Hmm.. Semoga cepetan sembuh ya kakakmu. Oh iya, besok kamu ke rumahku ya.. Lihat adik baruku.. nanti aku gantian ke rumahmu menjenguk kakakmu. Sekalian aku antar kamu pulang sama ayah nanti pake mobil..” “Okelah.. Abian Satria si anak manja…Hahahaha…” Ledek Ali sambil berlari menuju kelas tatkala bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Abian pun mengejar Ali yang masih terbahak-bahak tertawa karena sukses mengerjai sahabat yang baru dikenalnya sejak 6 bulan yang lalu. __@@__ Esoknya, sesuai perjanjian kemarin bahwa Ali akan mengunjungi rumah Abian untuk melihat adik baru Abian. Ali yang masih terasa asing dengan suasana rumah Abian berusaha untuk beradaptasi. Ia pun menyalami satu persatu penghuni rumah itu. “Yah, ini nih temen baru Abian yang rumahnya dekat dengan kantor Ayah.” Ujar Abian memperkenalkan Ali dengan Ayahnya. “Oh ini Ali, si anak seribu langkah yang sering kamu ceritakan?” Ujar Pak Alam sambil tersenyum. “Anak seribu langkah?” Tanya Ali bingung. “Iya Ali, kamu itu adalah anak seribu langkah karena setiap masalah yang kamu alami pasti kamu akan hadapi walau itu sulit bagimu dan kakakmu. Ya, seperti yang sering kamu ceritakan selama ini… Dan ayahku pun tertarik dengan kepribadianmu. Seperti cerita novel yang menjadi nyata katanya..” “Aduh.. Pintarnya anak Ayah sekarang, sudah pandai berbicara.” Ujar Pak Alam sambil mengusap kepala Abian. Abian pun terkekeh-kekeh mendapat pujian dari ayahnya. Ali hanya terpaku melihat kasih sayang yang Abian dapatkan dari ayahnya. Diam-diam ia iri. Ia tidak tahu siapa sosok ayahnya. Ibu tidak pernah menceritakan siapa dan dimana keberadaan ayahnya yang sudah pergi sejak ia berada 3 bulan dalam kandungan meninggalkan ibu dan kakaknya. “Nah nak Ali, nanti kita ke rumahmu ya. Om mau jenguk kakakmu. Kalau boleh tahu siapa ya namanya?” “Nurul, Om. Nurul Ariani AP” Tiba-tiba Pak Alam berkeringat dingin. Ia menjadi gugup, pucat, dan seperti ingin pingsan. “Lho, kenapa, Om? Om sakit ya?” “Ah tidak apa-apa. Hanya mendadak kepala Om agak pusing.” Abian yang sudah datang membawa kunci mobil menghentikan percakapan mereka. Pikiran Pak Alam pun seperti mengawang ke kejadian 9 tahun silam. Sebuah dosa besar yang ia lakukan. Dengan hati-hati ia memacu mobilnya menuju ke rumah Ali. __@@__ Sesampainya di rumah Ali yang sangat sederhana, Pak Alam memperhatikan dengan seksama setiap sudut rumah Ali. Ia mencari sebuah benda yang akan menguatkan argumentasi dirinya yang telah ia utarakan dalam hati selama perjalanan menuju rumah Ali. “ Assalamu’alaikum. Kak Vina, ini ada Abian dan ayahnya datang menjenguk Kakak..” Kata Ali ketika mereka telah sampai di rumah. “Wa’alaikumsalam. Iya Ali ajak mereka masuk ya.” “Ayo Om dan Ali mari masuk. Maaf tempatnya mungkin agak tidak nyaman.” Ajak Ali kepada Pak Alam dan Abian. “Dimana kakakmu Ali?” Tiba-tiba saja Vina keluar dari kamar dan menghampiri mereka. “Lho, kakak kok keluar kamar?” Wajah Vina yang pucat dan gugup memberanikan diri untuk keluar kamar tatkala mendengar suara Pak Alam. Dengan bantuan sebuah kayu yang menopang badannya, ia keluar menuju sumber suara yang sedang berbicara. Ketika ia melihat Pak Alam, ia tidak dapat menahan air matanya. “A..a..yah..” Ali dan Abian pun kaget. Terlebih lagi Ali, ia sangat heran kenapa kakaknya memanggil Pak Alam dengan panggilan ayah. “Kak Vina, ini Pak Alam. Ayahnya Abian..” Tanpa menghiraukan penjelasan Ali, Vina menyuruh Ali mengambil sebuah map yang ada di dalam lemari Vina. “Ali, lekas kau ambil map merah di dalam lemari kakak, cari di bagian paling atas.” Ali pun bergegas ke kamar Vina dan keluar dengan membawa sebuah map merah. “Ali.. Kau ingin tahu kan siapa ayahmu. Bukalah map itu.” Ali dan Abian segera melihat isi map merah, dan di sana terdapat akte kelahiran Ali dan Vina. Ali yang sudah pandai membaca melihat nama ayahnya ialah Alam Prabowo. “Alam Prabowo? Bukankah itu nama ayah?” Gumam Abian. “Coba lihat foto-foto yang ada di dalam map tersebut.” Suruh Vina kepada Ali. Ali pun melihat foto-foto yang di dalamnya terdapat Ibunya, Kak Vina, dan… “Om Alam? Ini foto Om Alam? Ibu juga ada sama kak Vina. Jadi Om Alam ini…” “Om Alam inilah ayah kita, Ali. Dia sudah meninggalkan kita sejak kau dan kakak kembaranmu di kandungan ibu. Dia yakin akan mendapatkan pekerjaan layak di kota dan mengeluarkan kita dari kemiskinan. Tapi nyatanya dia tidak pernah pulang. Oh salah… Dia pulang ketika ibu melahirkanmu dan kakak kembaranmu. Ia mengambil kakak kembaranmu karena istri mudanya belum bisa memberikan anak kepadanya. Apalagi wajah kalian tidak seperti layaknya anak kembar pada umumnya. Wajah kalian berbeda walaupun kembar. Dan kakak yakin, Abian inilah kakak kembaranmu…” Papar Vina. Pak Alam pun hanya bisa tertunduk. Sementara Ali dan Abian saling berpandangan. Ali merasa senang karena kini ia telah mengetahui siapa ayahnya. Dan Ali pun merasa kebahagiaannya bertambah dua kali lipat karena ia mempunyai saudara kembar, yakni Abian. Begitu pula Abian yang merasa sejak pertama bertemu sudah memiliki ikatan batin dengan Ali. Seperti sudah sangat lama mengenal Ali. “Maafkan Ayah, Nak? Ujar Pak Alam. “Ayah sudah menelantarkan kalian…” “Kami sangat kecewa dengan Ayah. Setiap malam Vina mendengar suara isak tangis ibu yang mendoakan keselamatan Ayah dan semoga Ayah sadar dan kembali kepada kami.. Ibu berjuang sendiri menopang kehidupan kami. Penderitaan Ibu ketika mengandung Ali dan Abian, tapi dengan seenaknya saja Ayah datang mengambil Abian dan membawanya ke kota. Setelah Ali bermumur 2 tahun, kami pindah ke kota untuk mencari Ayah. Tapi sayangnya kota ini terlalu luas untuk mencari seorang ayang yang telah menelantarkan anak istrinya.” Pak Alam pun bersimpuh di hadapan Vina sambil menangis. “Maafkan Ayah, Vina. Ayah sangat menyesal… Selama bertahun-tahun Ayah dihantui rasa berdosa kepada kalian..” Lantas kenapa Ayah tidak mencari kami?” Potong Vina. “Sudah 6 tahun kami di sini, tapi sama sekali tidak terdengar kabar Ayah ,mencari kami.. Jadi, untuk apa Ayah menyesali dosa jika ternyata ayah tidak mau menebusnya dengan mencari kami dan memberikan nafkah kepada kami. Sudahlah, kami tidak perlu omong kosong lagi. Sebaiknya Ayah pergi saja ke rumah Ayah. Toh, putri baru Ayah pasti sedang menunggu kasih sayang Ayah di rumahnya..” Ali dan Abian hanya terdiam. Mereka mengerti dengan kemarahan Vina. Sudah bertahun-tahun Ali dan keluarganya terlunta-lunta mencari nafkah untuk menyambung hidup. Sedangkan orang yang bertanggung jawab menafkahi mereka malah pergi dengan orang lain. “Sekarang silakan Ayah pergi. Kami tidak ingin melihat air mata palsu Ayah..” Ujar Vina sambil membukakan pintu luar dengan lebar. “Tapi Kak, Om Alam ini ayah kita. Ali senang sudah tahu siapa ayah Ali dan ternyata Abian ini kakaknya Ali juga. Jadi sudah lengkap keluarga kita, ada ayah, ibu, kak Vina, dan kak Abian.” Vina terdiam kemudian mendekati Ali yang sudah terisak-isak menangis. Vina membelai Ali dan juga memberikan isyarat kepada Abian untuk mendekati mereka. Vina pun memeluk kedua adiknya. Abian pun ikut larut dalam kesedihan kakaknya. Abian pun berkata kepada Vina, “Kak Vina, kakak jangan marah ya kepada Ayah. Ayah sayang dengan kalian. Walau Abian masih kecil, tapi Abian tahu jika Abian itu punya saudara kembar. Abian pernah denger pembicaran Ayah dan Ibu. Ayah sudah mencari kalian, Kak. Percayalah dengan Abian. Abian tidak bohong.” Vina pun menatap Pak Alam yang sudah sembab matanya. Perlahan ia mendekati Pak Alam dan memeluk ayahnya. “Maafkan Vina, Yah.” “Anakku Vina, Ayah sangat minta maaf kepada ibumu, Ali, dan juga Vina. Ayah berjanji tidak akan menelantarkan kalian lagi. Sekarang kalian ke rumah Ayah ya?” Vina pun mengangguk. Mereka pun pergi menuju rumah Pak Alam. __@@__ Sambutan hangat dari istri Pak Alam dan juga ibu mertuanya kepada Ali dan Vina pun semakin menguatkan Vina bahwa ayahnya memang sudah berubah. Istrinya sangat baik dan ia menceritakan segala hal yang telah ia dan suaminya lakukan. Ia mengungkapkan maafnya karena telah merebut Pak Alam dari ibunya karena ia pun tidak tahu jika keadaan hidup Pak alam sangat rumit. Ia hanya tahu Pak Alam itu duda beranak satu dan istrinya meninggal ketika melahirkan. Oleh karena itu Pak Alam mengambil Abian sebagai bukti sebelum ia menikahi istri mudanya ini. Sementara Ali dan Abian semakin akrab dan mereka sepertinya menyukai Putri. Vina merasa senang dengan keadaan hidupnya sekarang. Kini, kaki Vina sudah bisa berjalan normal walau masih dibantu dengan tongkat. Pak Alam sudah menceritakan siapa yang sudah membuat kaki Vina cedera. Ia sudah membawa Vina ke dokter untuk perawatan kaki Vina. Namun, sampai detik ini ia tidak mau ambil pusing dengan urusan siapa yang menabraknya. Toh, dengan kejadian ini ia bisa menemukan ayah dan adiknya. Sekarang ia sedang menunggu kedatangan ibunya dari Yaman. Ibunya sudah mengetahui berita gembira ini dan kepulangannya dipercepat 1 bulan. Dan kini tinggal 2 bulan lagi ibunya akan pulang ke rumah. Akhirnya mereka bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh. 130312/22.52
»»  READMORE...

Elegiku Sendiri...

ELEGI Sebenarnya saya ingin membuat puisi. Tapi karena keterbatasan kata-kata konotasi saya dalam berpuisi maka saya tuangkan dalam bentuk narasi sajalah… Namanya saja penulis, jadi ya saya suka bercerita lewat karangan saja… Elegi… suatu kata yang pertama kali saya kenal ketika menonton film Dealova. Walau jalan ceritanya memang biasa saja, tapi mungkin karena soundtrack song yang disajikan sangatlah menarik perhatian masyarakat. Elegi… Ingin kutuangkan hasrat “denyut” kata hatiku dalam suatu narasi yang pendek ini berupa elegi… Suatu perasaan yang memendam lama keinginan untuk menemukan suatu elemen kutub positif agar dapat menghasilkan energy di dalam hidupku, dan menjadi suatu pasangan dalam kedamaian hidup menjalani apa-apa yang diwajibkan Allah SWT dan Rasulullah. Elegi dan kehampaan yang kualami ketika sesuatu masalah yang hanya akan kuceritakan kepada Allah, bahkan orang tua saya pun sering tidak memberikan solusi tatkala saya menceritakan masalahku sehingga betapa malasnya untuk sharing kepada mereka. Saya butuh sebuah partner hidup dan saya menginginkan kata elegi itu menjauh dari pikiran saya. Jika mengingat elegi, saya teringat kepada gunung. Saya ingin sekali mendaki gunung dan berada di puncaknya dan berteriak dengan segala kegalauanku dimana akan kuungkapkan segala mimpi dan cita-cita di sana. Akan kuteriakkan sekencang-kencangnya kepada orang-orang yang berada di kaki gunung agar mereka mendengarkan juga kegalauanku akan mimpi-mimpi yang belum sepenuhnya dijawab oleh Allah… Namun terlalu picisan jika mengumbar secara detail perasaan karena sebenarnya saya merasa takut untuk mengungkapkannya di sini, di dunia maya. Namun sungguh tak bisa kupungkiri elegi yang semakin lama semakin memenuhi isi kepala dan hati... Pernahkah terpikir olehmu ketika sebuah bayangan yang hadir tatkala terang dan pergi tatkala hari sudah mulai gelap. Ia hanya hadir ketika masa senang dan seketika pergi seperti angin lalu yang seakan-akan kau tidaklah penting baginya. Ini bukan karena rasa pamrih atau apapun tentang keikhlasan… hanya saja perasaan kehilangan memang ada ketika si bayangan telah hilang dan tenggelam bersama kegelapan. Namun saya tidak akan pernah meratapi bayangan itu dan kini mencoba bangkit dari bumi ke langit (pinjem judul lagu orang). Elegi.. Hilanglah bersama angin utara Bersama khayalan yang terjatuh dari mimpi Tinggalkanku meratapi bayangan maya Menjauhkanmu dari tatapan hati Elegi… Tidakkah kau tahu akan fatamorgana hati Mengendap-endap masuk Berusaha mencari celah Kemudian merayap meninggalkan mimpi Menggalauku kini Meski terasa sulit melepaskan makna elegi yang begitu lancangnya datang menghampiri hati kemudian merasuki pikiran dan menjadi racun di nadi… Sesuram itukan elegi…? Jawaban selalu kunantikan dari Yang Di Atas... Akankah elegi, kerinduan, dan kesepian, lonelyness akan berakhir.. Hhhmm… Pastinya banyak yang ngira kalo saya ingin cepat-cepat m*n*k*h kan..?? Hhee.. Bukan..!!!! Saya sebenarnya ingin mengarungi hidup terlebih dahulu… Mencoba nyali dan mentalku dalam “mengubek-ubek” dunia. Menemukan partner hidupku di antara mereka yang juga antusias dengan mimpi-mimpiku untuk mengajar di pelosok negeri di Indonesia… Sungguh menyukai anak-anak penurut yang masih bermimpi melanjutkan pendidikan dan keluar dari kemiskinan dan kebodohan… Saya hanya ingin mendapatkan partner saya yang mempunyai visi yang sama dengan saya.. Oleh karena itu saya akan stop kepada sebuah rasa picisan kepada orang-orang yang pengecut dan memulai mengarungi hidup di antara samudra dunia. Meski nantinya akan mendapatkan pertentangan dari banyak pihak terutama dari orang tua. Namun, kuyakini Allah akan meridhoi mimpiku ini.. Membangun tanah pelososk Indonesia untuk bangkit dan melawan kemiskinan dan kebodohan… Kepada elegi dan kedukaan yang belum berujung kemana kan berakhir menemukan tepiannya… Kan kutemukan di antara puing-puing kepingan mozaik kehidupanku yang seakan-akan kini seperti membiarkanku dalam kesendirian mengayunkan langkahku meraih mimpi… Elegi… Biarlah hidup dan selamanya kan selalu terpatri dalam hati… Saya seperti hendak menangkap angin, selalu terlepas tanpa pernah bisa kau genggam… Kini biarlah kuturuti alur hidupku berdasarkan rancangan khayalan hidupku sesuai dengan tuntunan ridho Allah… 130312
»»  READMORE...

Sabtu, 25 Februari 2012

Bunga Terakhir

Tetaplah bertahan kak, ujar Bunga dalam hati. Ini adalah hari ketiga ia menunggui kakaknya di rumah sakit. Dan sejak tiga hari itu pula, ia belum mendengar suara kakaknya lantaran koma. Sungguh Bunga sangat teriris hati melihat kesakitan yang diderita kakaknya. Kakaknya Rizka mengalami tindak kekerasan yang dilakukan sekelompok preman yang ingin meminta uang hasil penjualan kue kami secara paksa. Karena terus mempertahankan hasil dagangan kami, maka Rizka pun dipukul, tangannya terluka dan hampir mengenai urat nadinya. Rizka langsung dilarikan ke rumah sakit dan sudah tiga hari mengalami koma. “Assalamu’alaikum, Bunga..” Sapa seseorang yang sudah berada di samping Bunga. “Wa’alaikumsalam, Cek Ummi.” Jawab Bunga seraya memeluk Cek Ummi. “Tak ada perubahan, Cek,” lanjut Bunga. “Kenapa ujian selalu datang kepada kami ya Cek.? Tanya Bunga sambil tertunduk sedih. Setelah ditinggal untuk selama-lamanya oleh nenek yang sudah mengasuh mereka selama 18 tahun karena kebakaran besar di kawasan Pasar Gede di mana mayoritas bangunan rumah terbuat dari kayu. Nenek mereka tertimpa reruntuhan atap dan akhirnya meninggal. Setelah orang tua mereka berpisah sewaktu Bunga berumur 2 tahun dan Rizka 5 tahun, mereka diasuh oleh sang nenek karena kedua orang tua mereka memilih menikah lagi dengan orang lain dan tidak mau merawat mereka berdua. Cek Ummi menggenggam tangan Bunga seraya berkata “Allah itu selalu bersama kalian dan saying kalian. Buktinya Ia mempercayai kalian untuk bisa melewati ujian hidup ini. Ikutilah scenario dari Sang Sutradara kehidupan maka kelak Surgalah balasannya.” “Tapi Cek, bagaimana bisa Bunga melewati ujian ini tanpa Kak Rizka? Bunga rela makan sekali sehari, panas-panasan mencari uang, bahkan basah kuyup lantaran harus mengantarkan kue ke Pasar Gede asalkan ada Kak Rizka yang mensupport. Namun sekarang, jangankan untuk berbicara, menggerakkan jarinya pun dia belum bisa. Sampai kapan Bunga bisa bertahan, Cek” Ujar Bunga tersedan. Cek Ummi adalah tetangga mereka yang mengerti dengan perjuangan mereka bertahan hidup. Menjual kue ke Pasar Gede yang jarak tempuhnya satu jam dari rumah dengan berjalan kaki. --@@-- “Kak, ini foto ayah dan ibu ya?” Tanya Bunga. Sambil tersenyum Rizka menjawab celotehan adiknya, “Iya Bunga. Nah itu Bunga yang sedang digendong ayah… Lucu ya..” “Iya kak.. Oh ya Kak, nanti Bunga mau mencari ayah dan ibu agar kita gak minta duit sama nenek, kan kasihan nenek bikin kue sampe malem terus” Rizka pun terdiam. Saat itu ia berumur 10 tahun. --@@-- “Siapa ya?” Tanya seseorang melalui suara penghubung yang ada di pagar. “A..a..apa benar ini rumah Pak Andrian Wiryanto?” Ujar Bunga. “Ya Benar. Anda siapa dan ada keperluan apa?” “Sa..saya Bunga Wiryanto, apakah Pak Andrian ada di rumah?” “Maaf, Mbak. Mereka sudah pindah ke Bandung 5 hari yang lalu” “Ohh.. Terima kasih.” “Ya, Sama-sama” Dengan rasa kecewa Bunga kembali ke rumah. Dan Rizka pun tahu apa yang telah dialami adiknya. Ia pun langsung memeluk Bunga. Saat itu ia berumur 14 tahun. --@@-- “Ini dek ada kiriman paket untuk Bunga Wiryanto. Silakan tanda tangan di sini sebagai tanda terima” Ujar seorang tukang pos. Dengan rasa kaget Bunga yang pada saat itu sedang menjemur pakaian menerima sebuah kiriman paket yang tertuju padanya. Setelah menandatangani tanda terima paket yang tidak ada nama pengirimnya, Bunga langsung menmanggil kakak dan neneknya. Mereka bertiga membuka paket tersebut dan isinya adalah sebuah jilbab dan mukena. Di dalamnya pun terdapat ucapan Selamat Ulang Tahun dari Kak Rizka dan Nenek. Betapa terkejutnya Bunga karena kakak dan neneknyalah yang mengiriminya paket. “Nenek sangat ingin kamu menjadi anak yang sholehah. Nanti kalian baik-baik ya kalau Nenek sudah tidak bisa menjaga kalian. Nenek hanya bisa mewarisi kalian rumah ini beserta isinya.” “Nenek jangan bilang begitu. Selamanya kami akan menjaga Nenek. Nenek adalah orang tua tunggal kami,” Ujar Rizka. Dan seketika itu pula Mereka bertiga larut dalam kesedihan. Dua hari kemudian ketika pukul 11 malam. Dengan lahapnya api membakar pemukiman rumah dan sumber titik kebakaran hanya berada kelang empat rumah dari rumah yang didiami oleh Rizka, Bunga, dan nenek mereka. Rizka dan Bunga yang masih belum tidur karena masih sibuk membuat kue untuk dagangan besok langsung membangunkan nenek yang sedang tertidur di kamar. Namun kejadiannya begitu cepat karena api langsung merembet ke dapur dan membuat kompor meledak. “Bungaaa, cepatlah kamu keluar. Kakak akan selamatkan nenek” Teriak Rizka sambil berlari ke kamar. “Ayo Nek, lekas kita keluar, ada kebakaran.” Sang Nenek yang terkejut langsung ditarik Rizka keluar dari kamar. Rizka berhasil menuju halaman rumah. Namun ternyata sang nenek kembali ke dalam rumah, seperti ada yang hendak diselamatkannya. “Neneeeekk…” Teriak Rizka tatkala ia mengetahui nenek kembali ke dalam rumah yang sudah hangus setengah. Rizka pun menerobos reruntuhan rumah dan didapatinya sang nenek sudah tergeletak ditimpa reruntuhan atap sambil memegang sebuah map. Rizka pun menggendong nenek ke luar dan segera membangunkan sang nenek, berharap nenek masih hidup. Namun Allah berkehendak lain. Satu-satunya keluarga mereka yang masih ada kini telah meninggalkan meeka untuk selama-lamanya. Saat itu Rizka berumur 17 tahun. --@@-- Bunga masih tertegun melihat kondisi kakaknya yang sama sekali belum ada perkembangan. Pikirannya melayang tatkala membaca kembali buku harian kakaknya. 12 Maret Adikku Bunga hari ini sudah membantuku menyusun kue-kue dan aku berjanji besok akan kuhadiahi ia sebuah permen coklat yang ada di supermarket itu. Bunga pun ingat, ketika dulu ia pernah diberi permen coklat oleh seorang anak kecil dan ketika ia ditanya dari siapa, anak kecil itu malah berlari dan sambil tertawa meninggalkannya. 10 Mei Pagi tadi Bunga dengan semangatnya mencari alamat ayah, dan aku tahu pasti hasilnya nihil karena memang ayah sudah lama pindah. Tapi aku tetap tidak akan mematahkan semangatnya. Sebuah es jeruk akan menghilangkan dahaganya. Dan benar saja, Bunga ingat ketika ia pulang ke rumah, di atas meja sudah tersaji es jeruk dan seketika itu kakaknya langsung memeluknya karena tahu bahwa Bunga tidak akan menemukan ayah mereka. Dibukanya beberapa lembar buku harian itu dan ia mencari sebuah tanggal di dalamnya. 27 November Lihatlah Bunga, ini adalah alamat ibu kita. Beliau sekarang tinggal tidak jauh dari rumah kita. Tanpa sepengetahuanmu, kakak kemarin sudah ke sana. Dan berita buruk telah menimpa kita. Ibu sudah meninggal dunia. Dan kini suami ibu sudah menikah dengan orang lain. Pedih memang. Dan maaf kakak tidak bisa memberitahumu akan hal ini karena akan menambah lukamu. Hanyalah sebuah jilbab yang bisa kakak persembahkan. Padahal kakak ingin memberikanmu kado special yakni ibu. Namun kenyataan memang bisa berbeda dengan harapan. Sekali lagi maafkan kakak, Bunga. Ibu sudah meninggal? Seketika itu Bunga tidak dapat menahan air matanya. Digenggamnya buku harian kakaknya dan ia pun berlari. Tanpa ia sadari, jemari kakaknya sudah mulai bergerak secara perlahan. Dan akhirnya mata Rizka pun dengan lemahnya terbuka dan sayangnya tidak ada siapa pun di sana. Bunga bergegas mencari alamat yang ada di dalam buku harian kakaknya. Ketika angkot yang ditumpanginya berhenti di seberang rumah sederhana, ia pun turun. Tanpa berhati-hati ia menerobos jalanan tanpa menghiraukan kendaraan yang begitu padat. Pikirannya kosong, matanya hanya tertuju pada bayangan. Bunga pun tersenyum, ia seakan-akan telah bertemu ibunya. Ibunya berusaha meraih tangannya dan mengajaknya pergi ke suatu tempat indah. Di sana Bunga juga bertemu dengan nenek. Mereka bertiga nampak sangat bahagia karena telah berkumpul kembali. “Bagaimana ini, Dok? Tidak ada satupun keluarga yang bisa dihubungi.” Ujar seorang perawat. “Ya sudah, cek dulu golongan darahnya, nanti kita minta bantuan PMI” “Oh ya Dok, pasien korban kekerasan kemarin itu sudah siuman, tapi sayang adiknya belum bisa diketahui keberadaannya Hanya ada seorang tetanggamya saja yang menungguinya sekarang.” “Nanti kita urus dia sus, sekarang antarkan saya ke ruang korban kecelakaan tadi.” “Baiklah.” Sambil bergegas menuju ke ruangan UGD, dokter itu pun bertanya, “ Siapa nama korban dan golongan darahnya apa? Nanti akan segera saya hubungi PMI karena sepertinya sudah tidak ada waktu lagi untuk menunggu keluarganya datang” “Namanya Bunga 20 tahun golongan darahnya A”. Bunga? --@@-- Dari atas kursi roda, Rizka menaburkan bunga ke pusara terakhir Bunga. Fisiknya masih lemah. Sambil menggenggam buku hariannya, Rizka berusaha tegar. Kini ia sendiri tanpa Bunga. Namun ia bertekad akan menemukan ayah mereka seperti apa yang telah dilakukan Bunga. Hanyalah berbekal beberapa nama dan alamat yang ada di dalam map yang dahulunya pernah diselamatkan nenek pada peristiwa kebakaran 6 tahun lalu yang akan menjadi petunjuk keberadaan keluarga ayah dan ibunya saat ini.
»»  READMORE...