Minggu, 03 Juli 2011

KENANGAN

“Kita berbincang tentang memori di masa itu…”

Kata masa yang merujuk ke makna waktu. Ya, waktu 3 tahun 8 bulan kita telah bersama-sama sejak tanggal 22 Oktober 2007 sampai wisuda 23 Juni 2011 (walau memang masih ada di antara kita yang belum merasakan “pemindahan tali toga” kemarin).
Memang jika dikalkulasikan dengan hari, 3 tahun 8 bulan itu sangaaaaaatttt lama. Namun bagi kita yang setiap hari bertemu, bercanda tertawa bersama, dan terkadang terselip rasa kesal, marah bahkan tidak suka di antara kita merasakan waktu 3 tahun 8 bulan itu amatlah singkat. Semua perasaan tersebut anggaplah merupakan salah satu proses pendewasaan diri kita. Bagaimana cara kita menyikapi sebuah permasalahan yang juga melibatkan seorang teman, bagaimana cara kita berbagi kebahagiaan dengan teman, dan bagaimana kita menjadi bijak dalam memberikan solusi dari teman yang sedang membutuhkan pertolongan. Semua itu kita dapatkan dari kehidupan asrama. Bersama-sama dalam membuat tugas, bertanya dan saling membantu sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Ibarat salah satu bagian tubuh yang sedang sakit, maka seluruh anggota tubuh pun ikut merasakan sakit. Dan juga kita selalu mengingatkan satu sama lain, baik dengan perkataan langsung maupun dengan sindiran-sindiran. Rasa malas ataupun bosan dalam kuliah terkadang menghampiri, maklumlah teman, kita ini memang dituntut untuk lulus dengan tepat waktu.
Lihatlah kita sejak Januari kita sudah tidak lagi merasakan duduk di bangku kuliah. Pena sekarang hanya berfungsi untuk menggoreskan tanda tangan ataupun formulir. Sisanya tugas akhir kita diketik dan diketik… Semuanya dimulai dari menyusun proposal, kemudian seminar, dan diakhiri dengan sidang. Semua tugas itu kita lakoni sendiri., berpikir dan berjalan sendiri. Sibuk pontang panting mencari dosen dan buku refrensi. Ada yang bermasalah dengan dosen yang ingin skripsi “anaknya” perfect (se-perfect dirinya yang mungkin pintar di bidang itu), ada yang susah mencari bahan refrensi, ada yang bisa bimbingan 2 minggu sekali dengan draft skripsi yang dititipkan di rumah dosen, ada yang dosennya pergi kuliah keluar negeri, ada yang dosennya susah untuk ditemui (sms tak dibalas, telpon tak diangkat, eleh-eleh kemana ya si-dosen tercinta), ada yang ketemu dosen yang suka marah-marah, pokoknya macam-macam. Semua keluh kesah kita ceritakan di asrama. Saling mendengarkan dan memberikan pendapat dalam pembuatan tugas akhir sudah tidak asing lagi. Bahkan terkadang ada tangis kesal dengan tugas ini. Oh skripsi, engkau dicintai tapi juga dimaki-maki,.. Bahkan skripsi seringkali dijadikan kambing hitam dari hilangnya bobot tubuh seseorang,.. Hhhaaa,… (Ayo, tunjuk tangan siapa yang merasakannya..!!!).
_Kenanglah hari ini sebagai hari yang ‘kan kita rindukan di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan. Bersenang-senanglah karna hari ini yang ‘kan kita banggakan di hari tua_
Namun jika kita flashback ke masa lalu, masa perkuliahan yang pada semester awal dengan banyaknya “jam terbang” kita ke kampus. Setiap hari ada kuliah, dari pagi sampai sore. Bolak-balik asrama-kampus karena jam 12 harus sholat dan makan di asrama kemudian balik lagi ke kampus di bawah terik matahari dengan berjalan kaki karena belum ada angkutan umum yang masuk ke asrama (hhhaaa, alangke cak pelosoknyo asrama kito niii). Lalu mendengarkan ceramah dosen dengan panas dan ngantuknya di ruang yang walaupun berAC sama saja seperti tidak berAC saking banyaknya “penduduk” kelas. Dan terkadang lebih melelahkan lagi jika dosen dengan seenaknya mengubah jadwal perkuliahan. Saat kita sedang berada di suatu tempat, saat sedang beristirahat tiba-tiba ada saja yang teriak “Kelas A/B, kuliah …… sekarang di kampus. Ibuk/Bapaknyo lah dateng”. Sungguh tragis kuliah di PGSD ini,.. Namun itu sudah menjadi konsekuensi kita karena memilih PGSD sebagai tempat kita menuju masa depan sebagai GURU SD,… Dulu sempat ada yang (mungkin) shock berada di asrama -yang seperti kita ketahui dan sudah menjadi rahasia umum bagi kita- kalau ada “sedikit” ketidaknyamanan dalam menempati asrama dan ditambah lagi keadaan yang sangat membosankan sehingga ingin sekali pulang ke rumah dan merasakan sedikit udara kebebasan. Tapi setelah 3 tahun 8 bulan, malahan kebosanan itulah yang bosan mengikuti kita, dan kelelahan itu kini sudah lelah membayangi kita. Tinggal kita mengintrospeksi diri, apa yang selama ini kita dapatkan selama berada di asrama. Apakah kita sudah cukup dewasa dalam menghadapi persoalan hidup? Ataukah hanya umur saja yang bertambah tua tapi masih dengan sifat kenakak-kanakan?
Ada lagi cerita masa sibuk kita sewaktu semester 3, pagi sampai sore berada di kapus dikarenakan ekskul pramuka dan kerohanian. Ditambah lagi di semester berikutnya dengan ekskul seni tari dan seni musik yang mungkin sebagian besar dari kita mengikutinya dengan setengah hati, dan bahkan ada yang tidak ikut sama sekali. Inget dulu sering menenteng laptop ke mana-mana mencari sinyal hotspot untuk sekedar ngeliat friendster, facebook, dan tugas kuliah tentunya,… Meluangkan waktu untuk kerja kelompok (walau terkadang ujung-ujungnya hanya 1 atau 2 orang yang mengerjakan tugas itu dalam kelompok), jalan-jalan sore sekitar asrama, kumpul-kumpul membahas permasalahan per-kelompok asal kabupaten masing-masing. Kesemua itu tidak akan bisa kita rasakan lagi. Namun semoga saja Allah masih memberikan waktu unutk kita bertemu dan bersama-sama lagi,
Kita juga pernah merasakan hidup di tempat asing pada saat KKN. Belajar bagaimana cara bersosialisasi dengan warga di sana dan berusaha membangun kepercayaan masyarakat bahwa mahasiswa itu bukan hanya sekedar belajar di kampus tapi juga mampu memberikan kontribusinya dalam masyarakat (hhooohhoo, sok wise nih..). Kemudian juga teringat akan tugas PPL yang membuat kepala rasanya cenat cenut gara-gara begadang bikin media dan RPP sampai tengah malam. Kemudian di siang harinya bertemu dengan murid-murid yang ada-ada saja tingkahnya yang sering ingin membuat emosi ini meledak. Singganya, semakin tinggi tingkat semester kuliah, semakin tinggi juga otak ini berpikir. Dulu pernah dapet omongan kalau semester yang paling menjemukan dan menjadi cobaan tiap mahasiswa itu adalah semester 4 dan 5, di mana seorang mahasiswa akan merasakan kebosanan yang sangat bosan dalam mengikuti perkuliahan. Dan itu memang terbukti. Sehingga butuh pegangan yang kuat untuk tetap bertahan dalam menghadapi situasi tersebut agar tidak roboh di tengah jalan. Ingat tidak ketika semester 3 dan 4 kita selalu menyimak teman simulasi dan simulasi setiap hari dalam setiap mata kuliah. Bosan juga ya lama-lama mengikuti siklus hidup yang sama setiap hari,.. Percayalah, lelah ini hanyalah sementara,..
Dan jika ngomongin PGSD Berasrama, rasanya gak lengkap kalau gak ngomongin sebuah kata benda yang terdiri dari dua frase yang membuat kita tersenyum di kala merasakan kelelahan dalam mengerjakan tugas kuliah, yakni UANG SAKU,…Hhhhoohhoo, yang satu ini tidak akan pernah terlewatkan, selalu ditanya, diharap, ditunggu kehadirannya, dan terkadang membuat kepala cekat cekot dan hati cenat cenut (lho, apa hubungannya ya…?). Tak heran Pak Khaidir dan juga Pak Jhon setiap bulannya selalu mendapatkan pertanyaan “Pak, kapan dapet duet saku?”. Uang saku, diharap tapi tak kunjung datang, tak ditunggu eh tiba-tiba dapet,.. Emang rejeki gak lari ke mana ya teman,.. Kalau ada barang yang akan dibeli pasti ngomong “kalo dapet duet saku, aku nak beli…..”. Ya, itu pun kalau dapet, kalau tidak, gak jadi dibeli tuh barang,.. Inget waktu kita dimarahin Bu Hawa gara-gara ada yang mau minta dibalikin uang makan karena tidak berada di asrama sejak pulang dari KKN. Ternyata uang bisa membuat orang putar otak 360o untuk mendapatkannya,.. Tapi sayang perjuangannya tidak berhasil, malahan kita dapet “kuliah 70 menit” dari Bu Hawa,..
Temanku yang kucintai dan juga mencintai saia (tentunya ya, hhaa), di sela-sela kelelahan, kegembiraan kita sehari-hari selama berada di asrama kita pasti memiliki mimpi-mimpi yang tertanam dan terus dipupuk dalam otak dan hati kita. Kita pastinya tidak akan hanya berhenti menjadi guru SD saja. Mungkin nanti diantara kita ada yang menjadi kepala diknas (aamiin), kepala sekolah (aaamiin), dosen (aaamiiin) ataupun guru besar (aaaamiiiiiiiiin), pengusaha ataupun wiraswastawan yang membuka lapangan kerja bagi orang-orang (aaamiiiin), atau bahkan mungkin ada yag jadi bupati (aaamiiin,,) hhooohhooo, pokoknya jangan sekali-kali lupa dengan teman senasib seperjuangan di PGSD ini ya kalau sudah jadi orang-orang penting ataupun sok penting nantinya dan juga yang terpenting kalau nikah jangan nian dak ngundang,.. . Pokoknya kalo soal yang ini, we are the 1st who have to know it, hheeee,….
Rasanya tidak akan cukup untuk menuliskan segala yang telah kita lalui bersama selama 3 tahun 8 bulan ini. Sedih suka sudah kita arungi. Segala macam rintangan dalam berteman dan mencari teman sejati telah kita dapatkan dan sudah seharusnya kita mulai bersifat dewasa dalam bertindak demi masa depan kita nanti. Teman hanya sebagai supporter yang mendukung dan membantu apa yang bisa ia bantu, dan selebihnya kita sendiri yang menentukan nasib kita sebagaimana Allah telah memberikan gambaran terhadap masa depan kita bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali ia merubahnya sendiri.
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”( Al Hujuraat:13). Kita yang memang berasal dari daerah berbeda-beda namun bisa membaur satu sama lain karena adanya rasa tenggang rasa dan saling mengisi satu sama lain.

You know me so well and I know you so well, kau dan aku bersama SELAMANYA,..
Walaupun nantinya kita sudah jauh, tapi tetaplah ingat kalimat “jauh di mata dekat di hati”


_Salam semangat selalu ya teman-temanku, the fighting dreamers in PGSD,.. Semoga dapat diambil manfaat dan pelajaran dari apa-apa yang telah kita lalui dalam kebersamaan yang singkat ini_

Dan yang penting !!!!!!!!!


UNTUKMU TEMAN
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
»»  READMORE...